tag:blogger.com,1999:blog-63568120878118200812024-02-07T16:51:51.481-08:00biologi-KAMAL :)welcome to my blog ;)Muhammad Kamaluddinhttp://www.blogger.com/profile/01850418829530996087noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-6356812087811820081.post-30308317914238062112010-02-25T06:04:00.000-08:002010-02-25T07:05:38.864-08:00Sistem Reproduksi Hewan<span style="font-weight:bold;">ORGAN REPRODUKSI HEWAN</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">a. Invertebrata</span></span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">1. Reproduksi asexual/vegetative</span> meliputi :<br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Fragmentasi</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7RYNVvurPJ-8IF7AJRLvzpfrDqx8ITkURXs7J_qjJUeZqzCokmsi9Kq3Mq_YIVznb_QDqw6GXHxjsvK0V1ZxtZiF4NEqx9kgmoytDj6XSAg_nl8w02hanCiLrQfeGFYluc0D92SfNy7MJ/s1600-h/fragemntasi.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 179px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7RYNVvurPJ-8IF7AJRLvzpfrDqx8ITkURXs7J_qjJUeZqzCokmsi9Kq3Mq_YIVznb_QDqw6GXHxjsvK0V1ZxtZiF4NEqx9kgmoytDj6XSAg_nl8w02hanCiLrQfeGFYluc0D92SfNy7MJ/s200/fragemntasi.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5442189522374768946" /></a><br />yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan Asterias sp.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Budding/tunas/gemmulae</span> <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWkSB6JjEHuHRRupxqabgD14sTwbjtPEX-l_2Jne7yr7g_k4NoK5sdHXY9oQQm_hhfZ7OKuIHHWDAiVKqjxcHxDr9JvuvS5d9RLQmmxMtCvnO6npW0dFFPWfQJFWkFptHTCBUYIABlQP0N/s1600-h/budding.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 176px; height: 83px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWkSB6JjEHuHRRupxqabgD14sTwbjtPEX-l_2Jne7yr7g_k4NoK5sdHXY9oQQm_hhfZ7OKuIHHWDAiVKqjxcHxDr9JvuvS5d9RLQmmxMtCvnO6npW0dFFPWfQJFWkFptHTCBUYIABlQP0N/s200/budding.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5442191353993820226" /></a><br />yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu bagian tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya hewan Acropora sp dan Euspongia sp.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Fisi</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQUPV6VVYjckScXbwuihPKjsufS2efZjA72i1YhwuMPmF0oqXz0Ho2sdUxjEzDfXBD5r_hE_wmNYjcZ9jPt3f3IsW9hyphenhyphenSI-DzhaFE5ZmRDCYsnnqqVwAPS43RMAZr0dZ5b7G-t-5b4YdKf/s1600-h/biner_bakteri.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 141px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQUPV6VVYjckScXbwuihPKjsufS2efZjA72i1YhwuMPmF0oqXz0Ho2sdUxjEzDfXBD5r_hE_wmNYjcZ9jPt3f3IsW9hyphenhyphenSI-DzhaFE5ZmRDCYsnnqqVwAPS43RMAZr0dZ5b7G-t-5b4YdKf/s200/biner_bakteri.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5442193091424232850" /></a><br />yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru. Dibedakan menjadi 2 yaitu pembelahan biner,<br />contohnya pada Bakteri dan pembelahan multiple pada Virus.<br /><a name='more'></a><br /><span style="font-weight:bold;">*Sporulasi</span> <br />yaitu dengan dibentuknya spora pada sel induk dan akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Parthenogenesis</span> <br />yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi. Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Paedogenesis</span> <br />yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha. Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />2. Reproduksi sexual/generative</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Konjugasi</span> <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglcux_hfQKkeGSyWM-gdY9PDEWgniYk0nQNXfutLbAlha0tpGq8dli5u2o0m0SrFx5uaJjhzy6ffggsO7S2ewVn7-IbsEDCmjyGCMWdB1Czv5dpmkghYO2aavWCN-4Tj6YVocTa3x72o79/s1600-h/konjugasi+paramecium.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 118px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglcux_hfQKkeGSyWM-gdY9PDEWgniYk0nQNXfutLbAlha0tpGq8dli5u2o0m0SrFx5uaJjhzy6ffggsO7S2ewVn7-IbsEDCmjyGCMWdB1Czv5dpmkghYO2aavWCN-4Tj6YVocTa3x72o79/s200/konjugasi+paramecium.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5442194037943439730" /></a><br />yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami).<br />Contohnya pada Paramaecium sp.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Fusi</span> <br />yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :<br />a. <span style="font-style:italic;">Isogami</span> yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.<br />b. <span style="font-style:italic;">Anisogami</span> yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.<br />c. <span style="font-style:italic;">OOgami</span> yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">b. Vertebrata</span></span><br /><span style="font-weight:bold;"><br />1. Pisces</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Sistem Genitalia Jantan</span><br />a. Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.<br />b. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Baian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Sistem Genitalia Betina</span><br />a. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.<br />b. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi)<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2. Amphibi</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2yRxhSG6nfN-rBaL7uqgiL-SqbQkCwXzeSSkRApzOLQUtwd_HdsnoK65nqNr8Xr6GaVhlriEr9MUh3ty-pWi2kiiki4PekLOe6je6stMpaRZ-eamvhEIvCnuwk-U7fc-wg6IXxm_CGmW_/s1600-h/reproduksi-katak.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 203px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2yRxhSG6nfN-rBaL7uqgiL-SqbQkCwXzeSSkRApzOLQUtwd_HdsnoK65nqNr8Xr6GaVhlriEr9MUh3ty-pWi2kiiki4PekLOe6je6stMpaRZ-eamvhEIvCnuwk-U7fc-wg6IXxm_CGmW_/s320/reproduksi-katak.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5442195964553235650" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">*Sistem Genitalia Jantan</span><br />a. Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.<br />b. Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Sistem Genitalia Betina</span><br />a. Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.<br />b. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">3. Reptil</span><br /> <br /><span style="font-weight:bold;">*Sistem Genitalia Jantan</span><br />a. Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.<br />b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Sistem Genitalia Betina</span><br />a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.<br />b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">4. Aves</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">*Sistem Genitalia Jantan</span><br />a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.<br />b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimisyang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.<br /><br />*Sistem Genitalia Betina<br />a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.<br />b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">5. Mamalia</span><br /><span style="font-weight:bold;"><br />*Sistem Genitalia Jantan</span><br />a. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.<br />b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktud deferen, dan vesikula seminalis.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />*Sistem Genitalia Betina</span><br />a. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis.<br />b. Saluran reproduksi<br />Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vvagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.<br />Ada 4 macam tipe uterus:<br />o <span style="font-style:italic;">Dupleks</span>; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.<br />o <span style="font-style:italic;">Bipartil</span>; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang.<br />o <span style="font-style:italic;">Bikornuat</span>; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.<br />o <span style="font-style:italic;">Simpleks</span>; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.Muhammad Kamaluddinhttp://www.blogger.com/profile/01850418829530996087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6356812087811820081.post-29407032295075844312010-02-24T22:29:00.000-08:002010-02-25T07:21:39.986-08:00Kesehatan ReproduksiKesehatan Reproduksi erat hubungannya dengan cara perawatan dan pemeliharaan organ reproduksi yang bersangkutan. Berikut ini beberapa cara perawatan dan pemeliharaan organ reproduksi pada pria dan wanita.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">a. Cara Perawatan dan Pemeliharaan Organ Reproduksi Wanita</span><br /><br />• Memelihara vagina agar dalam kondisi kering. Kondisi vagina yang lembab dan basah akan menyebabkan tumbuhnya bakteri<br />• Tidak menggunakan celana ketat sehingga vagina menjadi mudah berkeringat<br />• Menggunakan celana dalam yang mudah menyerap keringat, seperti celana dalam yang berasal dari bahan katun<br />• Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina<br />• Menggunakan air bersih untuk mencuci atau membersihkan vagina<br />• Tidak menggunakan pembilas secara berlebihan jika terjadi infeksi<br />• Mencukur atau merapikan rambut kemaluan<br />• Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari<br />• Mengganti pembalut secara teratur 4-5 kali sehari setelah mandi atau setelah buang air kecil selama haid<br />• Melakukan pemeriksaan payudara secara rutin, minimal sekali dalam sebulan setiap selesai menstruasi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">b. Cara Perawatan dan Pemeliharaan Organ Reproduksi Pria</span><br /><br />• Melakukan sunat sehingga penis bersih dan terhindar dari penumpukan kotoran<br />• Tidak menggunakan celana ketat yang dapat mempengaruhi suhu testis. Suhu yang tinggi dapat menghambat produksi sperma oleh testis<br />• Mencukur atau merapikan rambut kemaluan<br />• Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari<br />• Menggunakan air bersih untuk mencuci penis.Muhammad Kamaluddinhttp://www.blogger.com/profile/01850418829530996087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6356812087811820081.post-74337410402137543822010-02-22T20:53:00.000-08:002010-02-23T00:21:52.247-08:00Gangguan pada Sistem Reproduksi<span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >A. Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">1. Hipogonadisme</span></span><br /><br />Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.<br /><span style="font-weight: bold;"><br /><span style="font-style: italic;">2. Kriptorkidisme</span></span><br /><br />Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">3. Uretritis</span></span><br /><br />Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.<br /><a name='more'></a><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">4. Prostatitis</span></span><br /><br />Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">5. Epididimitis</span></span><br /><br />Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">6. Orkitis</span></span><br /><br />Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">7. Mikropenis</span></span><br /><br />Mikropenis merupakan suatu kelainan pada organ reproduksi pria yang ditandai dengan ukuran penis yang tidak berkembang (berukuran kecil).<br /><br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >B. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">1. Gangguan menstruasi</span></span><br /><br />Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">2. Kanker genitalia</span></span><br /><br />Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">3. Kanker vagina</span></span><br /><br />Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">4. Kanker serviks</span></span><br /><br />Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">5. Kanker ovarium</span></span><br /><br />Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">6. Endometriosis</span></span><br /><br />Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.<br />Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">7. Infeksi vagina</span></span><br /><br />Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">8. Vagina Tidak Sempurna</span></span><br /><br />Vagina tidak sempurna merupakan suatu kelainan pada organ reproduksi wanita yang menyebabkan seseorang tidak memiliki lubang vagina atau tidak memiliki vagina.<br /><span style="font-size:130%;"><br /><span style="font-weight: bold;">C. Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria dan Wanita</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">1. Infertilitas</span></span><br /><br />Infertilitas merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan pasangan suami istri (pasutri) tidak memperoleh kehamilan atau tidak mampu menghasilkan keturunan.<br /><br />Pada pria, infertil kebanyakan disebabkan oleh minimnya jumlah sperma atau ketidaknormalan struktur dari sebagian besar sperma. Kondisi demikian dapat terjadi karena pengaruh penyakit, radiasi, mutasi dari zat-zat kimia, temperatur testis yang tinggi, dan penggunaan obat-obatan.<br /><br />Pada wanita, infertil ini dapat terjadi karena tersumbatnya saluran telur (oviduk) dan endometriotis. Penyumbatan saluran telur sering kali diakibatkan oleh radang pelviks. Endometriosis terdapatnya jaringan kandungan (endometrium) di luar rahim (uterus). Pada kondisi ini, endometrium dapat berada di saluran telur atau di dalam organ-organ abdominal.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">2. Penyakit Menular Seksual (PMS)</span></span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfmSa5FkQnzegH700fqKER8yBCcoxjrua1BiXgnA5UJoeJHvpVyQOd9ea9CXS2DzLagxWn5EKkmX_AKYJw6kIZqX9aGQP6MZlfSPd0PFv6pnWUmRFsNnfkr7skbZuFQbv3Ip2dI6zzHhDp/s1600-h/hiv+virus.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 290px; height: 288px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfmSa5FkQnzegH700fqKER8yBCcoxjrua1BiXgnA5UJoeJHvpVyQOd9ea9CXS2DzLagxWn5EKkmX_AKYJw6kIZqX9aGQP6MZlfSPd0PFv6pnWUmRFsNnfkr7skbZuFQbv3Ip2dI6zzHhDp/s320/hiv+virus.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441313413707701026" border="0" /></a><br />Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderita . Beberapa contoh penyakit menular seksual adalah AIDS, sifilis, dan gonore.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">*AIDS</span><br />Aids adalah singkatan dari <span style="font-style: italic;">acquired immune deficiency syndrome</span> atau sindrom runtuhnya kekebalan tubuh. Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi HIV (<span style="font-style: italic;">human immunodeficiency virus</span>). Orang yang terinfeksi virus ini tidak dapat mengatasi serangan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya terus menurun secara drastis. Bahkan kuman yang biasa tidak menimbulkan penyakit, pada penderita HIV dapat menimbulkan kematian.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">*sifilis</span><br />bakteri penyebab sifilis adalah <span style="font-style: italic;">Treponema pallidum.</span> Masa inkubasi tanppa gejala berlangsung 3-4 minggu, bahkan sampai 13 minggu. Setelah itu timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai dengan pusing dan nyeri tulang seperti gejala flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah infeksi. Jadi, penyakit ini juga menyerang tubuh, tidak hanya pada alat kelamin.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">*Gonorea</span><br />gonorea disebabkan oleh bakteri <span style="font-style: italic;">Neisseria ghonorrhoeae</span>.Tanda tandanya adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah pada alat kelamin. Penyakit ini pada pria maupun wanita seringkali mengakibatkan kemandulan. Penyakit goronea dapat ditularkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.Muhammad Kamaluddinhttp://www.blogger.com/profile/01850418829530996087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6356812087811820081.post-83831964227587834192010-02-22T08:10:00.000-08:002010-02-25T07:18:23.105-08:00SISTEM REPRODUKSI MANUSIA<span style="font-weight: bold;">Reproduksi</span> adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
<br />Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.
<br />Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, kita harus mengetahui terlebih dahulu
<br />organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di dalamnya.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >A. SISTEM REPRODUKSI PRIA</span>
<br />
<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipMcA6MErXPG3Rc4WuwHaz3wSFTw-0ZNpRcfllH2dgauqp1kFdGUGnkmfvl60HokQIp62VFzVVtByukvAClCnUV8vWHdqMXr1MLYkGy183PrcsX0EwvSHWRaU6ShT7dLnBYYbOhl110TX7/s1600-h/anatomi_pria.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipMcA6MErXPG3Rc4WuwHaz3wSFTw-0ZNpRcfllH2dgauqp1kFdGUGnkmfvl60HokQIp62VFzVVtByukvAClCnUV8vWHdqMXr1MLYkGy183PrcsX0EwvSHWRaU6ShT7dLnBYYbOhl110TX7/s200/anatomi_pria.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441103690912026610" border="0" /></a>
<br /><span style="font-weight: bold;">
<br /><span style="font-style: italic;">1.Organ Reproduksi</span></span>
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">a. Organ Reproduksi Dalam</span>
<br /><span style="font-weight: bold;">*Testis</span>
<br />Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
<br />Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Saluran Pengeluaran</span>
<br />Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Epididimis</span>
<br />Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. <a name='more'></a>
<br /><span style="font-weight: bold;">*Vas deferens</span>
<br />Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
<br /><span style="font-weight: bold;">*Saluran ejakulasi</span>
<br />Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Uretra</span>
<br />Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Kelenjar Asesoris</span>
<br />Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Vesikula seminalis</span>
<br />Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Kelenjar prostat</span>
<br />Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Kelenjar Cowper</span>
<br />Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
<br /><span style="font-weight: bold;">
<br />b. Organ Reproduksi Luar</span>
<br /><span style="font-weight: bold;">*Penis</span>
<br />Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
<br /><span style="font-weight: bold;">*Skrotum</span>
<br />Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
<br /><right>
<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">2. Spermatogenesis</span></span>
<br /><blockquote></blockquote>Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
<br />Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
<br />Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
<br />Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
<br />Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
<br />Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
<br />Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">3. Hormon pada Pria</span></span>
<br />
<br />Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Testoteron</span>
<br />Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
<br /><span style="font-weight: bold;">*LH (Luteinizing Hormone)</span>
<br />LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
<br /><span style="font-weight: bold;">*FSH (Follicle Stimulating Hormone)</span>
<br />FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Estrogen</span>
<br />Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Hormon Pertumbuhan</span>
<br />Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >B. SISTEM REPRODUKSI WANITA</span>
<br />
<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-MlbVMG6mSa4IPc8IAT2xlZo-ChnFDoRs6a8YUwaT0a_YE15TnNDo9-N9-Y18cENmh9b5EmB9FB6lZwbWU4do44yyUr_n829tDs3Q5Gty1FC2GJvHOY6jY0t28McZzgEgl43bXlmek9zL/s1600-h/300px-female_reproductive_system_lateral.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 179px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-MlbVMG6mSa4IPc8IAT2xlZo-ChnFDoRs6a8YUwaT0a_YE15TnNDo9-N9-Y18cENmh9b5EmB9FB6lZwbWU4do44yyUr_n829tDs3Q5Gty1FC2GJvHOY6jY0t28McZzgEgl43bXlmek9zL/s320/300px-female_reproductive_system_lateral.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441242655357739794" border="0" /></a>
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">1. Organ Reproduksi</span></span>
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">a. Organ Reproduksi Dalam</span>
<br /><span style="font-weight: bold;">*Ovarium</span>
<br />Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi.
<br />Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Saluran reproduksi</span>
<br />Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Oviduk</span>
<br />Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Uterus</span>
<br />Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
<br /><span style="font-weight: bold;">*Vagina</span>
<br />Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">b. Organ Reproduksi Luar</span>
<br />Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
<br />Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
<br />Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">2. Oogenesis</span></span>
<br />
<br />Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer.
<br />Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).
<br />Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
<br />Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).
<br />Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.
<br />Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">3. Hormon pada Wanita</span></span>
<br />
<br />Beberapa hormon yang terdapat pada wanita, antara lain FSH, LH, estrogen, dan progesteron. Fungsi kerja hormon tersebut akan mudah terlihat pada siklus menstruasi.
<br />
<br /><span style="font-style: italic;">FSH</span> berfungsi memacu pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Folikel tersebut tumbuh menjadi matang sehingga dapat memproduksi suatu hormon yang disebut <span style="font-style: italic;">estrogen</span>. Terbentuknya estrogen menyebabkan terhentinya produksi FSH dan memacu produksi <span style="font-style: italic;">LH</span>. Hormon tersebut mempengaruhi sel folikel untuk segera melepaskan sel telur. Proses pelepasan sel telur dari ovarium disebut <span style="font-style: italic;">ovulasi</span>. Biasanya, setiap proses ovulasi hanya satu sel telur yang dilepaskan.
<br />
<br />Setelah sel telur keluar meninggalkan ovarium, LH bekerja mempengaruhi folikel sehingga berkembang <span style="font-style: italic;">korpus luteum</span>. Selanjutnya, korpus luteum memproduksi <span style="font-style: italic;">progesterone</span>. Hormon tersebut berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan selaput lendir rahim dan pembuluh darah pada daerah tersebut.
<br />
<br />Jika fertilisasi tidak terjadi, maka produksi esterogen akan berhenti sehingga menyebabkan penurunan produksi LH. Akibatnya, korpus luteum tidak dapat memproduksi progesterone. Tidak adanya progesterone dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan sehingga dinding rahim akan mengalami peluruhan diikuti dengan pendarahan (<span style="font-style: italic;">menstruasi</span>)
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">4. Siklus Menstruasi</span></span>
<br />
<br />Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.
<br />Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">a. Fase Menstruasi</span>
<br />Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">b. Fase praovulasi</span>
<br />Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">c. Fase Ovulasi</span>
<br />Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">d. Fase Pascaovulasi</span>
<br />Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
<br />Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >C. FERTILISASI</span>
<br />
<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEO6zkAZHyypA_bbh9_AN6He03CIpEJ0cgf7rjHE6U6XI59rsd3TQSYf83DTGnk6F_CC-CpV8JNBuKZ6cEuYM9gmwtMRyB-gInzGSzjjOM5oZ6u_01_vxYU81iwIOJpsJ_BbRdS24LlhDW/s1600-h/viajemb.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 254px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEO6zkAZHyypA_bbh9_AN6He03CIpEJ0cgf7rjHE6U6XI59rsd3TQSYf83DTGnk6F_CC-CpV8JNBuKZ6cEuYM9gmwtMRyB-gInzGSzjjOM5oZ6u_01_vxYU81iwIOJpsJ_BbRdS24LlhDW/s320/viajemb.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441276110489983538" border="0" /></a>
<br />
<br />Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
<br />Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
<br />
<br />Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
<br /><span style="font-weight: bold;">*hialuronidase</span>
<br />Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
<br /><span style="font-weight: bold;">*akrosin</span>
<br />Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
<br /><span style="font-weight: bold;">*antifertilizin</span>
<br />Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
<br />Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
<br />• Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
<br />• Menarik sperma secara kemotaksis positif.
<br />• Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
<br />
<br />Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
<br />Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.<span style="font-weight: bold;">
<br />
<br /><span style="font-size:130%;">D. KEHAMILAN (GESTASI)</span></span></right>
<br />
<br />Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
<br />Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">1. Sel-sel Bagian Luar</span></span>
<br />
<br />Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.
<br />Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">a. Sakus vitelinus</span>
<br />Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">b. Korion</span>
<br />Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
<br /><span style="font-weight: bold;">
<br />c. Amnion</span>
<br />Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">d. Alantois</span>
<br />Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">2. Sel-sel Bagian Dalam</span></span>
<br />
<br />Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.
<br />Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.
<br />Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >E. PERSALINAN</span>
<br />
<br />Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.
<br />Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">1. Estrogen</span>
<br />Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">2. Oksitosin</span>
<br />Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">3. Prostaglandin</span>
<br />Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">4. Relaksin</span>
<br />Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >F. LAKTASI</span>
<br />
<br />Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.
<br />Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.
<br /><span style="font-size:78%;">
<br /><span style="font-style: italic;">SUMBER: </span>
<br /></span><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link style="font-style: italic;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link style="font-style: italic;" rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link style="font-style: italic;" rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--><span style="line-height: 115%;font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:78%;"><span style="font-style: italic;">http://gurungeblog.wordpress.com</span>
<br /><span style="font-style: italic;">biology for senior high school year XI books from yudhistira</span></span>
<br /></span>Muhammad Kamaluddinhttp://www.blogger.com/profile/01850418829530996087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6356812087811820081.post-4861120305480935602010-02-10T04:32:00.000-08:002010-02-10T04:47:30.716-08:00I LOVE :)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXncU81690W4NN9jB1xaRuFSwP9vSBljc45X0fC0spnJNYhM4dsH_0zkippUbXCP9ZHDaaa08a9Lgqf9N58jTaXSonMrTp2h3ltSrutBc_pc1v5Ujw4VW4qqM9_STRSwbXJHOSgcqIMUKm/s1600-h/product_thumb.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 120px; height: 120px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXncU81690W4NN9jB1xaRuFSwP9vSBljc45X0fC0spnJNYhM4dsH_0zkippUbXCP9ZHDaaa08a9Lgqf9N58jTaXSonMrTp2h3ltSrutBc_pc1v5Ujw4VW4qqM9_STRSwbXJHOSgcqIMUKm/s200/product_thumb.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5436594917309685490" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAIBflWHW-UTSWqdhNkV-pIJpeybODdc7BeKucnYzRiUTWDwAEdb9TQiyffCmgy2TnTm4ZAU6xaj6gjaDBmEdSgTMzX-h36ymJm4Y1JIdLFnn-1FIuYH85-kfPL9JbN1o5MxOpTYpzPM_a/s1600-h/i_love_science_heart.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAIBflWHW-UTSWqdhNkV-pIJpeybODdc7BeKucnYzRiUTWDwAEdb9TQiyffCmgy2TnTm4ZAU6xaj6gjaDBmEdSgTMzX-h36ymJm4Y1JIdLFnn-1FIuYH85-kfPL9JbN1o5MxOpTYpzPM_a/s200/i_love_science_heart.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5436594906075276050" /></a>Muhammad Kamaluddinhttp://www.blogger.com/profile/01850418829530996087noreply@blogger.com0